Titik tertinggi yang dapat melihat pemandangan gedung2 dan jalan tol sekitar Sentul.
Di kaki Bukit Ebreh terdapat makam kembar yang di tandai dengan pohon Laban Kembar. Makam ini dahulu dianggap keramat dan banyak peziarah ke makam ini dengan berjalan kaki sepanjang 5 km.
Menurut kisah yang beredar di masyarakat, makam ini merupakan makam dari dua orang kembar. Dimana mereka berpisah yang satu belajar di Banten berupa ilmu kebatinan (mbah Ujang) dan yang satu belajar ilmu agama ke Cirebon (mbah Santri). Mereka berjanji bertemu di petilasan Surya Kencana.
Ada seseorang yang membawa gembolan dan kemudian dirampok dan dibunuh oleh mbah Ujang karena disangka membawa harta padahal gembolan tersebut berisi kitab yang dibawa mbah Santri adik kembarannya. Karena merasa bersalah, mbah Ujang bunuh diri.
Dinamakan Ebreh karena menurut leluhur pada waktunya nanti akan terlihat jelas akan ada pembangunan bersejarah. Nama “Ebreh” muncul dari kata “Breh” yang berarti melihat atau menemukan dalam bahasa Sunda.
Selama ini pembangunan di “Kontrak” selalu gagal karena sudah ada batas dari Tol, Sungai dan perumahan Bugenvile merupakan tanah kosong karena ada perencanaan leluhur untuk pembangunan bersejarah. Dulunya ini merupakan tanah pemda yang kemudian dijual ke PT untuk pembangunan kabupaten dan pada 1984 terjadi pendozeran kawasan Ebreh yang dulu berupa Setu.
Makam di rawat Pak Wahab sebagai tanda terima kasih yang pernah bersembunyi di makam tersebut dari kejaran gerombolan orang. Karena itu makam tersebut menjadi tempat ziarah banyak orang. Dikisahkan sering terlihat bola api diarea makam karena ada harta karun berupa sorban.
Kedua makam ini telah dipindahkan oleh pengembang namun pohon kembar masih ada dan dipercaya harta karun masih tertinggal, sehingga ada beberapa orang hingga sekarang masih mencoba menggali harta karun ini.
